From Jilbab to Akhirat

Assalamu'alaykum shalihat, lama tidak bersua :)

Alhamdulillah sudah masuk Rajab, 55 hari menuju bulan suci Ramadhan. Bulan di mana kebaikan dihitung ratusan kali lipat, di mana kesempatan mendekat pada Pencipta begitu banyak. In syaa Allah besok kita update, belajar bersama apa saja yang perlu muslimah persiapkan untuk Ramadhan. Agar 30 hari yang datang setahun sekali itu tidak terlewat begitu saja, setujuuu? 

Nah pada bulan Ramadhan pula banyak muslimah memutuskan untuk memakai jilbab. Banyak yang berkata "Ah nanti aja pake jilbabnya mulai pas Ramadhan." ya ukhti shalihat, kebaikan tak harus menunggu lama kan? Kalau ukhti ada di tempat yang jauh dari jangkauan kajian-kajian, Peduli Jilbab hadir dengan buku From Jilbab to Akhirat. Buku ini lahir karena kecintaan kami pada muslimah supaya bersama-sama dapat menapaki surga Allah, dengan mengawalinya melalui jilbab.

Masih bingung perbedaan jilbab dengan hijab? 
Belum mantap untuk mulai menutup aurat?
Tidak mendapat dukungan orang terdekat?
Semua rasa ingintahu ukhti terjawab di buku ini, in syaa Allah.




Pemesanan daerah Bandung dapat menghubungi twitter: @spj_bandung yang no ongkir dan bisa COD hihihi :)
Sampai jumpa di ceceritaan persiapan Ramadhan! :*

Jilbab Di Balik Masa Laluku by Utin Rahmavati

Dulu sebelum berhijab saya adalah penyuka olahraga skateboard. Ini adalah olahraga yang biasa dilakukn oleh laki laki. Tapi ini memang kesukaan saya. Bahkan saya sempat masuk kedunia olahraga tersebut. Dan sangat ingin mendalaminya bahkan bercita cita menjadi skateboarder girl. Karna kesukaan saya ini saya pun berpenampilan seperti anak skate pada umunya. Hanya celana jeans dan tshirt yg selalu saya kenakan. Karna kesukaan saya inipun saya banyak dikagumi oleh teman laki laki disekitar. Mereka bilang perempuan penyuka skateboard itu langka dan keren. Jauh sekali dengn kehidupan agama karna saya juga bukan dari kelurga yang agamis.

      Dan saat ini saya bekerja disalah satu tempat makan di bandung. Dan saya pun tidak diperbolehkan memakai jilbab ditempat kerja dan inilah salah satu alasan mengapa saya tidak memakai jilbab. Karna terbiasa hidup dengan aurat terbuka. Sungguh miris tapi inilah perjalanan hidup. Tapi Alhamdulillah saya mempunyai atasan yg sungguh luar biasa kepemimpinan nya. Beliau selalu mengingatkan kami tentang kebaikan dan selalu mengingatkan untuk mengutamakan shalat. Disitulah saya mulai berfikir untuk berubah.
   
Semenjak mulai mengutamakan shalat kebaikan kebaikan lain pun jelas menonjol dikehidupan saya apalagi setelah saya putus cinta dengan pacar saya. Semenjak putus cinta saya memang berfikir sesungguhnya cinta yang bukan karna Allah memanglah tidak akan abadi. Saya pun akhirnya memutuskan untuk tidak berpacaran tapi saya justru focus ke skateboard. Tapi kesibukan krja pun membuat saya tidak bias mementingkan skateboard lagi. Saya pun mulai merasa jenuh dengan kehidupan yang rutinitas nya tak pernah tuntas.
  
      Saya pun berfikir keras bagaimana caranya agar menghilangkan kejenuhan ini. Dan pada suatu malam saya mencoba shalat tahajud dan memperbanyak baca al-qur’an. Dan subhanallah nikmatnya memang terasa saya merasa Allah member pencerahan pada saya. Dan setelah saya pahami Q.S Al.ahzab 59 hati saya tersentuh karna disitu diterangkan anjuran berjilbab itu keseluruh tubuh bukan kehati. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk berjilbab dan meninggalkan kesukaan saya. Dari mulai koleksi sepatu baju topi semua yg berhubungan dengan skate saya simpan baik baik dan keinginan untuk menjadi skateboarder girl saya tutup rapat rapat.

    Berat memang karna saya belum terbiasa tapi Allah maha mengetahui dan maha melihat. Niat yang baik pasti akan selalu ada jalan. Semoga jilbab ini akan menjadi pelindung untuk saya dan bukan menjadi topeng kemunafikan. Insyaallah istiqomah, berjilbab langkah awal perbaiki diri. Dan juga memantaskan diri sebelum bertemu dengan pasangan hidup kita nanti.

     Semoga tulisan saya ini bermanfaat dan menginpirasi kalian yang masih ragu ragu untuk berjilbab ataupun yang belum terketuk pintu hati nya untuk menutup aurat. Terus berdoa dan ikhtiarlah wahai muslimah jika kalian ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara memulai nya dari nol. Saya pun demikian meskipun saya memulai nya dari minus.


INI HIJRAHKU, APA HIJRAHMU?

 Biodata Penulis
 Utin Rahmavati, 19 tahun, Karyawan

Hijrahku by Ajeng Aisya Hanum

Hangatnya pagi sudah berganti dengan teriknya siang. Mau tak mau kulangkahkan kaki menyusuri jalur yang biasa kulewati. Ah, ingin mengeluh tapi aku bahagia, tak ingin mengeluh tapi aku merasa lelah. Dalam benakku terpikir bagaimana kalau suatu saat nanti aku melewatkan hal-hal yang penting bagiku karena aku punya segudang kegiatan untuk kampus. Hanya kupikirkan, tak kuungkapkan pada siapapun.
Sepanjang perjalanan aku terus berpikir. Entah apa yang kupikirkan, tapi semua berasa berkecamuk hebat di dalam sini. Langkah kaki tak melambat ataupun bertambah cepat, sementara waktu terus mengejarku untuk bergerak lebih gesit. Debu-debu jejak kakiku berterbangan liar saat angin berhembus. Aku beruntung merasakan sejuknya angin di siang ini.

Beberapa waktu lalu aku sempat menyatakan bahwa aku akan menjadi lebih baik dan tak ingin kembali ke masa remajaku yang nakal. Tapi detik ini, bermula dari ratusan ribu detik yang lalu, yang kulakukan tidak sesuai dengan pernyataanku. Berbanding terbalik. Aku tetap sebagai remaja nakal yang tak mau mendengarkan nasihat orang lain. Aku tau aku salah. Aku tahu persis apa salahku. Tapi hati ini tetap fasik, mengetahui tapi tak melaksanakan. Sisi gelapku masih menyelimuti pikiranku.
Kuhentikan langkah saat berdiri cermin di depanku. Kuamati seragamku yang sudah mulai kotor, kuamati rok seragam yang kukenakan. Ini sudah bagus, pikirku. Kutatap wajahku, seolah berkata ia baik-baik saja. Ia mengatakan yang bermasalah bukanlah wajahku atau pakaianku, ia bilang yang bermasalah ada di dalam diri ini. Hatimu yang tak mau melawan! Hatimu yang dengan begitu mudahnya terbolak-balik!
Jilbabku tembus pandang, semua orang bisa melihat itu. Jilbabku kulempar ujung kiri ke kanan ujung kanan ke kiri, semua orang bisa melihat itu. Jilbabku dengan ringannya menunjukkan dadaku, semua orang bisa melihat itu. Jilbabku yang tak memenuhi syarat! Itu yang salah, aku yang fasik, aku yang selalu berdalih, aku yang memilih untuk pura-pura tidak tahu!

Otakku kembali dipenuhi pikiran-pikiran yang sejak beberapa hari lalu menggangguku. Tidak, mereka bukan mengganggu. Mereka hanya sedikit mengusik ketenanganku. Dan mereka sukses melakukannya. Mereka berhasil membuat perasaanku tak menentu. Kenyamananku berubah menjadi ketidaknyamanan, ketenanganku berubah menjadi keterusikan.

Kucoba untuk segera menata kembali semuanya. Kususun kembali keinginanku beberapa waktu lalu. Kurunut kejadian apa saja yang bisa menghantam keras kenyamananku yang salah. Kesadaranku akan kebenaran kucoba bangkitkan kembali.

Sedikit demi sedikit semua tersusun, semua tertata, semua ada pada tempatnya. Ketenangan kembali mengalir sedikit demi sedikit, memberi keyakinan bahwa aku masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Yakinkan bahwa tak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik.
Perintah menutup aurat bukanlah sesuatu yang menyulitkan, itu demi keamanan dan kenyamananmu. Lalu, kenapa kau masih belum mau melakukannya?

Aku kembali dihujani “amarah” pikiranku akan kebimbanganku melakukan hal yang memang seharusnya kulakukan. Aku harus menancapkan dalam-dalam niat ini, jangan sampai ia terlepas dan hilang entah kemana. Mulai detik ini, kuputuskan aku benar-benar ingin berubah.
** Semua hanya perlu dihadapi, dihayati, dan dinikmati**

-AAH-7Sept2013

Biodata Penulis
Nama              : Ajeng Aisya Hanum
Kegiatan          : Mahasiswi jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Bandung
TTL                 : Palembang, 8 Oktober 1993

FIRMAN-NYA MENYAPAKU by LINAH

Jahiliyah yang menjadi titik balik
Saat itu aku dan teman-temanku menempati kelas baru kami. Ya, kami baru saja naik ke kelas dua jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Haru dan bangga yang kami rasakan. “Rasanya baru kemarin aku mengikuti masa orientasi siswa (MOS), tapi sekarang udah di kelas dua aja”, gumamku dalam hati. Ternyata yang lain pun merasakan hal yang sama, mereka juga tidak menyangka telah melewatkan satu tahun pelajaran di sekolah kami tercinta. 
Karena tahun itu tahun ajaran baru, sekolah pun mengeluarkan beberapa kebijakan baru, diantaranya: siswa yang beragama Islam diwajibkan mengenakan kerudung serta seragam busana muslim bagi perempuan dan celana panjang bagi laki-laki. Bagi yang beragama non-Islam pun sekolah mengenakan kebijakan yang sama, hanya saja untuk siswa perempuan mereka tidak mengenakan kerudung. Hal ini guna mendukung program pemerintah daerah kabupaten Bekasi.

Kebijakan tersebut tidak hanya berlaku untuk siswa tahun ajaran baru, siswa kelas VIII dan kelas IX pun diwajibkan untuk mengikuti aturan tersebut. Saat itu aku langsung berpikir, berarti aku harus merubah cara berseragamku. Aku memang tidak berkerudung, pakaian yang kugunakan masih serba pendek, termasuk seragam sekolah yang kupakai selama ini. Alhasil, dalam sekejap penampilanku pun berubah. Saat pergi ke sekolah aku mengenakan rok panjang dan kemeja lengan panjang ditambah kerudung yang menutupi kepalaku. Awalnya aku merasa tidak nyaman, karena harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah, setiap pulang sekolah aku merasa gerah dan kepanasan dengan penampilanku yang sekarang. Makanya kerudung hanya  kugunakan saat di sekolah, ketika di rumah atau bepergian aku masih menggenakan pakaian serba pendek.

Beberapa bulan kujalani seperti itu. Aku mulai merasa malu dengan orang-orang di sekelilingku, terutama dengan diriku sendiri. “kalau tidak siap untuk jadi orang baik jangan terlalu memaksakan, kerudung itu bukan mainan, jadi jangan buka pakai sesukamu”, aku memaki diri sendiri. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk merubah diriku, mengubah tingkah laku yang jauh dari kata baik.

Ayat demi ayat kupelajari firman-Nya
Aku lupa hari itu tanggal berapa dan bulan apa, tapi yang kuingat hari itu adalah hari jum’at. Seperti biasa, setiap jum’at siang sekolahku mengadakan keputrian bagi siswa perempuan. Aku dan teman-temanku biasanya lebih memilih untuk pulang lebih awal, karena kita berpikir itu lebih mengasyikan dari pada duduk diam sambil mendengarkan pematerian. Sejak awal masuk sekolah aku memang tidak terlalu tertarik untuk mengikuti kegiatan keislaman. Makanya seni tari adalah ekstrakurikuler yang aku pilih sejak kelas satu. Waktu itu aku masih belum berkerudung. Sekolahku sering mengikuti beberapa perlombaan tari dan biasanya aku dan teman-teman yang mewakili.

Tetapi hari jum’at itu terasa berbeda untukku. Aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan keputrian, kegiatan yang pertama kali kuikuti. Setelah bel tanda pelajaran berakhir dibunyikan, aku langsung bergegas menuju ruang kelas yang digunakan untuk berkumpul. Aku mendapati beberapa orang yang sudah berada di dalam ruangan dan langsung masuk untuk menjadi bagian dari mereka. Alhamdulillah, mereka menyambutku dengan baik. Karena keputrian bukanlah ekstrakurikuler, jadi yang mengikutinya tidak terikat, biasanya hanya mereka yang memiliki waktu luang atau mereka yang memang ingin benar-benar mempelajari tentang sisi perempuan dari sudut pandang agama.

Pembahasan hari itu ternyata tentang berhijab, subhanallah, padahal aku tidak mengetahui sebelumnya tetapi sepertinya Allah memang membimbingku untuk menuju ke sana. Pematerinya adalah ibu Rosa Lina, guru bimbingan konseling (BK), yang aku tahu dulunya beliau pernah bergabung di Lembaga Dakwah Kampus tempat dia kuliah. Dia membahas sebuah ayat dipertemuan itu, ayat yang Allah turunkan untuk menyapaku,


“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...” Q.S An-Nuur: 31
itu lah ayat yang menjadi awal perjumpaanku dengan hijabku yang sesungguhnya. Ayat yang membuat hatiku serasa terketuk. Selama ini aku merasa sangat bodoh, kemana saja diriku, padahal Allah telah menetapkan ketentuan yang telah dibuatnya berabad-abad tahun yang lalu.
        
    Selesai keputrian aku memutuskan untuk langsung bergegas pulang ke rumah. Dalam perjalanan aku berpikir untuk tidak melepaskan kerudung ketika di luar rumah selain untuk ke sekolah, mulai hari ini dan hari-hari selanjutnya. Beberapa hari aku mencobanya, tapi hal itu hanya bertahan selama seminggu. Ternyata aku belum siap, aku masih mengeluh dengan kegerahanku, ditambah lagi respon dari orang-orang sekitar yang belum bisa menerima. Aku buka kembali kerudungku, lagi-lagi aku hanya menggunakannya ketika sekolah saja.

Seiring berjalannya waktu, aku merasakan kegelisahan yang tidak biasa, entah apa yang membuatku mulai merasa tidak nyaman dengan penampilanku yang kembali seperti semula. Sesekali aku membaca surat An-Nuur ayat 34, ayat yang disampaikan ketika pertama kali aku mengikuti keputrian di sekolah. Kubaca ia berulang-ulang dan kupelajari maknanya. Butuh waktu satu bulan untuk memutuskan bahwa aku harus mengenakan kerudung kembali. Aku menyadari itu adalah perintah Allah yang tidak bisa dibantah, kalau tidak dilaksanakan maka dosalah yang didapatkan. Astagfirullah..
           
Sejak saat itu, meski hanya menggunakan kerudung pendek ditambah dengan kaos lengan panjang dan celana jeans, tetapi aku mulai istikomah dengan penampilanku.  Di rumah aku cukup merasa asing, karena ibu dan empat orang kakak perempuanku tidak ada yang berhijab. Terkadang mereka memang tidak memberikan sindiran secara langsung, tapi sesekali kakakku mengomentari penampilanku, yang katanya terlihat agak norak. Tidak hanya kelurgaku, orang-orang di sekitar termasuk teman-temanku juga memberikan komentar yang hampir sama. Ya, ternyata mereka belum bisa menerima perubahanku.

Namun kondisi itu tidak membuatku mundur untuk berhijab. Perlahan-lahan, aku justru mencoba untuk memakai kerudung yang sesuai dengan perintah-Nya, “hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”. Tidak hanya itu, lagi-lagi firman-Nya menyapaku,
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Q.S Al-Ahzab: 59
aku berpikir tidak hanya kerudung, pakaianku pun harus diperbaiki. Sebagai pelajar, aku merasa belum mampu mengeluarkan uang untuk membeli kerudung dan pakaian baru. Oleh karena itu, aku menanyakan kepada guru BKku, apakah dia memiliki kerudung panjang dan pakain syar’i yang sudah tidak terpakai tetapi masih bisa digunakan. Selang beberapa hari kemudian dia membawakannya untukku. Alhamdulillah, Allah mempermudahku.

Hari dan bulan berlalu, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Aku merasa senang dengan penampilanku yang sekarang. Indentitasku sebagai muslimah nampak jelas, lebih dari itu penampilanku melindungiku, baik dari sinar matahari maupun dari pandangan mata yang tidak bertanggungjawab. Sedikit demi sediki aku mulai mengurangi kegiatan ekskul seni tari, sampai akhirnya aku memutuskan untuk keluar dan berganti ektrakurikuler. Aku mengikuti ekskul Rohani Islam atau ROHIS.

Selanjutnya aku pun memutuskan untuk menutup auratku yang lain, ya, telapak kaki. Aku mencoba mengenakan kaos kaki ketika hendak keluar rumah. ibuku merasa heran, “kenapa pake kaos kaki, apa nggak terlalu berlebihan, nanti bagaimana kalau dilihat orang,” ungkapnya. Aku yang waktu itu terburu-buru karena hendak mengikuti pengajian tidak sempat menjelaskan kepadanya, hal itu membuatku sedikit merasa bersalah. Tetapi sepulangnya dari tempat pengajian, kutebus kesalahanku. Aku mengambil al-Quran, kubuka surat Al-Ahzab ayat 59, kusampaikan bahwa dengan menutup seluruh aurat yang Allah tentukan, maka seorang wanita akan mudah dikenali dan mereka tidak akan diganggu. Ibuku memang lembut hatinya, dia menerima penjelasan yang kusampaikan. Tidak hanya ibuku, lambat laun kakak dan teman-temanku juga menerima perubahan diriku.

Syukur pembuka rejeki
Alhamdulillah, dengan berhijab kemudahan itu Allah berikan kembali. Di tahun ketiga aku bersekolah, aku mendapatkan info dari kesiswaan bahwa aku termasuk kedalam 100 siswa berprestasi se-Provinsi dan berhak mendapatkan beasiswa pembinaan sebesar Rp 900.000-,. Tidak hanya itu, aku juga terpilih sebagai siswa lulusan terbaik tahun ajaran 2007/2008 dengan nilai UAS dan UN tertinggi di sekolahku.

Hingga jenjang SMA, prestasiku tidak menurun, beberapa beasiswa kembali kudapat di sekolah. Sampai saat ini, ketika nikmat itu berlanjut hingga statusku telah berubah menjadi mahasiswa, Allah masih mengistikamahkan hatiku untuk berhijab. Merasakan nikmatnya mendekat pada Dia yang maha pengasih.  Maha Suci Engkau ya Allah, maka nikmat mana lagi yang bisa kudustakan.


“hijab bukan benda tak hidup yang selalu diam tanpa bergerak, berhijab adalah urusan hati, ia harus terus dipupuk dan diperbaharui agar tidak mati”.

Biodata Penulis
Nama              : Linah
Status              : Mahasiswa (Pend. Bahasa Arab/ UPI)
FB/ Twitter      : ‘Nah Mufidah/@Nah_Mufidah

Peduli Jilbab Goes To Community, Lembang Here We Come!

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh shalihat J

Apa kabarnya?? Semoga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wa Ta’aalaa.. aamiin ..

Yap dan kali ini saya akan bercerita tentang program Peduli Jilbab Goes To Community. Bekerja sama dengan Quantum Edu, sebuah lembaga bimbingan belajar yang juga memiliki misi dakwah pada pelajar, Tim SPJ berkesempatan mengisi acara di Masjid Agung Lembang tanggal 26 Januari 2014 lalu.

Perjalanan ini dimulai dari Tim Solidaritas Peduli Jilbab yang berkumpul di Stasiun Hall. Menempuh jarak dari Bandung ke Lembang yang lumayan jauh merupakan perjuangan kami. Alhamdulillah Allah mudahkan semuanya. Jarak tak menjadi penghalang untuk kami berdakwah membumikan jilbab syar’i. Angkot jurusan ST. Hall – Lembang menjadi pilihan alat transportasi kami untuk menuju tempat acara, di Mesjid Agung Lembang.

Lembang yang sejuk makin mengingatkan kami, betapa Mahakuasa Allah dan betapa manusia sangat kecil di hadapanNya.

Sesampainya di sana, kami agak kebingungan. Berhubung di depan mesjid terlihat sepi. Kami disambut oleh pihak Quantum. Lalu segera kami membuka x-banner yang kami bawa dan membereskan mading untuk doorprize. Sesekali kami foto di depan x-banner yang kami bawa.






Sesi pertama dibuka oleh ibu Reni Hermayani, S.Pd. yang membahas  muslimah super.
Setelah itu, sesi kedua diisi oleh Hj. Yayat Suyati membahas kesehatan reproduksi. Dapat diambil kesimpulan dari materi yang Ibu Yayat sampaikan, yaitu kita harus menjaga kesehatan reproduksi kita. Karena reproduksi ini sangat penting untuk meneruskan keturunan. Reproduksi sangat rentan terkena infeksi saluran reproduksi. Kita juga harus menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit infeksi saluran reproduksi, terutama dari penyakit HIV/AIDS.

Dan sesi terakhir alias penutup diisi oleh Tim Solidaritas Peduli Jilbab. Kami menyampaikan materi seputar jilbab syar’i. Ternyata masih banyak yang keliru dengan jilbab syar’i. Respon dari peserta Alhamdulillah sangat luar biasa. Materi diawali dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk berjilbab syar’i. Di sesi kedua dari materi yang kami sampaikan, ada sharing pengalaman hijrah dari salah satu Tim SPJ yaitu ukhti Dayu dan talkshow mengenai jilbab syar’i oleh ukhti Dwi.

Talkshow diakhiri dengan tanya jawab. Karena peserta sebagian besar adalah pelajar SMP dan SMA, Tim SPJ sengaja menyediakan satu buah mading yang sudah siap tempel yang berisi tentang jilbab syar’i. Ada juga dua bingkisan yang berisi khimar dan manset untuk penanya terbaik. Semoga bermanfaat untuk yang dapat yah J

Remaja putri adalah calon ibu yang kelak akan melahirkan generasi Islam yang tangguh, maka penting menuntut ilmu, sulit sekalipun.

Dokter dulu namanya tabib
Kalau sakit dikasih obat
Taukah kamu, jilbab itu wajib
Yuk shalihat jangan ditunda tutup aurat 

by: @npp117 dengan sedikit revisi

Hijrahku..

Bismillah..
Assalamu'alaykum! ^^

Kita flashback yuk ke masa lalu saya sendiri..

Me : ih, cowo kok engga bisa diem sih matanya ngelihat cewe dikit aja
Temen : emang kenapa?
Me : itu risih banget ada yang pake baju kebuka dikit aja dilihatin sampe kepalanya muter
Temen : iya yah ih.. kegenitan
Me : emang semua cowo mah sama
Nah, itu dulu saya risih banget kalau ada perempuan pakai baju lengan pendek aja, celana jeans ketat sama rambut dikucir. Terus, ada laki-laki lewat entah itu seorang atau berkelompok. Pasti : pertama, digodain. Kedua, dipelototin sampe puas sampe kepalanya melong-melong muter. Astaghfirullah.. RISIH BANGET! Dan yang pertama saya salahkan adalah kaum laki-laki. Tenang dulu kawan laki-laki, itu dulu. Tenang, santai, woles. Nanti dayu kasih permen. 

Saya tanpa berpikir panjang langsung salahkan kaum laki-laki yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Hello, kaum perempuan? Kalian adalah sumber fitnah terbesar!

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita. (HR. Muttafaq ‘alaihi)

Istighfar yuk.. sudahkah kita berusaha untuk menjaga diri? Saya baru saja baca buku "Menikah Itu Mudah." Tenang, engga akan bahas tentang nikah kok, ini tentang sebagian isinya yang menyatakan bahwa kaum laki-laki memang sudah fitrahnya begitu. Oke, saya ijin kutip tulisan yang ada di buku itu ya..

Ada beberapa bagian dari tubuh kaum wanita yang menjadi daya tarik bagi lawan jenismu. Yaitu *maaf* pa****** (you know lah) dan bla bla bla (bahasanya terlalu frontal karena babnya juga agak frontal hehe).

Karena itu untukmu kaum hawa yang belum menikah, sebaiknya pakailah baju yang longgar.Baju-baju yang terlalu ketat dapat membuat saraf terjepit. Walhasi boleh jadi menyebabkan baal di beberapa daerah tubuh.

Justru yang paling baik adalah menggunakan jilbab. Ternyata ada hikmah tersendiri dalam penggunaan jilbab ini, terutama setelah mengetahui adanya kelenjar keringat yang begitu spesial dalam tubuh kita, yaitu apocrine dan kelenjar eccrine.

Kelenjar eccrine merupakan kelenjar yang 'biasa' ada di tubuh. Letaknya terdistribusi hampir ke seluruh bagian tubuh. Kelenjar inilah yang membuat keringan kita keluar saat kepanasan ataupun kelelahan. Kelenjar ini memang kelenjar keringat yang 'biasa' di tubuh kita. Adapun kelenjar apocrine adalah kelenjar yang baru mulai aktif saat kita mengalami pubertas. Letaknya pun tidak terdistribusi secara meluas seperti eccrineApocrine hanya terdistribusi di beberapa tempat seperti ketiak, selangkangan, dan daerah puting susu. Kelenjar ini memiliki fungsi yang unik, loh. Kelenjar ini mengeluarkan keringatnya dipengaruhi oleh emosi kita. Apocrine ini pun dipercaya memiliki fungsi dalam pengeluaran feromon.

Apalagi itu feromon? Fermomon adalah suatu zat kimia yang berfungsi untuk merangsang, memikat lawan jenis dari spesies yang sama. Sifat hormon ini layaknya parfum, menyebar via udara namun tidak bisa dideteksi baunya. Jadi feromon ini diterima oleh reseptor yang ada di hidung dan kemudian diubah bentuknya menjadi pulsa listrik menuju otak.

Nah, jadi penggunaan kerudung itu untuk meminimalisasi dampak pengeluaran feromon. Bayangkan kalau pengeluaran feromon berlebih karena tidak tertutup oleh pakaian jilbabmu!

Ma syaa Allah. Gimana? Masih kurang sempurna apa coba islam itu. Bahkan, Allah wajibkan muslimah berjilbab itu bukan tanpa sebab musabab. Bukan hanya yang katanya 'membelenggu' muslimah. Itu hanya ego masing-masing saja. Lantas? Masihkah kita menunda-nunda kebaikan? Hei kapan atuh mau berubahnya kalau ditunda terus maaah :D

Nah, jelas kan yaa penjelasan di atas. Saya pun takjub bukan main ketika saya tahu ada penjelasan sampai ke hormon. Lantas, kenapa yaa yang sudah berjilbab saja masih suka digodain? Sekarang kita ngaca deh. Udah syar'i belum? Megah engga? Mewah engga? Tertutup seluruhnya engga? Kalau yang ada masih ngumbar dada, masih tipis kelihatan itu leher, masih kelihatan itu onggokan rambut, masih ketat itu membentuk tubuh, ya iyalah pasti masih digodain.. Saya buktikan berjilbab syar'i itu terlindungi!

Oke.. jelas yaa ternyata kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan kaum adam yang fitrahnya memang begitu. Kaum adam itu otaknya full dimension. Ketika melihat perempuan pahanya kemana-mana, mereka bisa bayangkan sampai isi-isinya. Ini menurut studi sih,bener engga kaum adam? Nah, Maha Adil Allah.. ketika kaum adam diciptakan begitu maka kaum hawa bukan dibiarkan menjadi objek syahwat kaum adam. Allah turunkan perintah wajib berjilbab.. masih ragu sama Allah? Ah, mau sampai kapan ragu? Ragu kok sama ketetapan Allah. Rugi! Dalam hal apapun itu *ngomong sama kaca*

Kemudian ada percakapan singkat antara saya sama mamang andong.


Jumat, 20 Desember 2013
Jalanan gunung batu ramai walaupun gerimis kecil-kecil. Saya ada di atas andong berdua sama mamangnya. Hehe. Lalu, ada seorang perempuan muda berdiri di pinggiran jalan. Dia sedang menunggu entah apa. Beuh, seksi. *afwan*. Bajunya lekbong gitu kalau engga salah.. Pakai celana jeans ketat.. beuh.. kalau yang imannya engga kuat mah.. Gadhul bashar! Si emang, emang dasar emang. Dia ngeliatin terus aja sambil nawarin padahal si enengnya mah udah geleng-geleng.. Lantas, si emang nyeletuk.

Mangdong : "heuh, eta mah udah lah engga usah pakai baju aja sekalian"
Me : *nyengir lebar* da emang heeuh sih *ngomong dalam hati*
Mangdong : "ya atuh neng jaman sekarang mah ya.. iman pasti kuat lah.. Tapi,namanya juga laki-laki neng. Ngeliat begitu mah menurunkan kualitas iman. Imannya mah kuat tapi iminnya engga nguatin
Me : "hehe. iya sih mang.." *mikir keras* he euh juga nya.
Mangdong : "yah gitu lah neng gimana jaman sekarang maksiat engga berkurang atuh iminnya juga begitu. tuh di sana mah bla bla bla bla *sensor*
Me : "oh iya? astaghfirullah.. yah emang gitu mang. Harus imin juga yaa jaga penampilan."
Mangdong : "he euh neng. bener."

Selama percakapan, asli mangnya paham banget sama saya yang irit ngomong, yang jaga jarak, yang engga macem-macem.. Mangdongnya santun banget bicaranya, bahkan beda banget sama bicara waktu ke neng yang di pinggir jalan itu. Mangdongnya asli beda.. Mungkin, itu salah satu hikmah berjilbab. "TERLINDUNGI"

Jadi, mari kita renungi diri masing-masing... Buat perempuan, sudahkah kita menjaga diri kita sendiri di depan ikhwan? Bahkan, yang sudah berjilbab pun, sudah syar'i kalau bajunya masih ketat, bahannya masih membentuk lekuk tubuh, laki-laki pun takkan tinggal diam matanya. Jadi, yuk sekarang kita perhatikan pakaian. Dipakai kerudungnya, itu wajib. Diperhatian peraturannya, sesuai kah dengan aturan agama? Dilonggarkan bajunya, no ketat-ketat ah.. Your body is not that cheap to be seen by another people. Cukup cuami aja nanti.. oke? Buat laki-laki juga sih. Godhul bashar.. hehe iya toh? Tantangan buat para lelaki..

So.. laki-laki dan perempuan hidupnya saling melengkapi kok. Kalau kita pandai jaga diri masing-masing, kedua belah pihak, in syaa Allah aman lah.. So, jaga dirimu.. Yang akhawat untuk calon imamnya, yang ikhwan untuk calon bidadarinya.. Belajar jaga hati, pikiran, pandangan.. ah segala-galanya.. niatkan lillah, in syaa Allah balasannya indah.. niatkan dunia, in syaa Allah balasannya engga enakin. hehe.semangat... LILLAH

Koreksi juga diri masing-masing, lebih baik dari saling menyalahkan.. We must be wise ...  :)

Mohon maaf kalau ada salah-salah kata. semoga kita bisa ambil ibrahnya..

Wassalamu'alaykum! (@arimdayu)

From Open House, With Love

November 2013 ditutup dengan serangkaian acara yang luar biasa. Open house Peduli Jilbab. Berlokasi di masjid Al Ikhlash Jati Padang (eits, bukan di Padang Sumatra Barat ya hihi) Pasar Minggu. Menutup bulan dengan silaturahim bersama shalihat rasanyaaaa.....emmm.....luar biasa!

Open house diawali dengan sharing dari founder Peduli Jilbab, ukhti Amalia Dian Ramadhini tentang sejarah berdirinya komunitas Peduli Jilbab dan misi apa yang kami bawa. Khimar-khimar biru yang menjadi dresscode peserta tampak penuh di aula masjid Al Ikhlash, memperhatikan dengan penuh perhatian. Tak hanya shalihat yang sudah berjilbab syar'i yang datang, shalihat yang belum berjilbab syar'i pun banyak, tak hanya mahasiswa tapi banyak juga siswa siswa SMP, SMA dan bahkan ibu-ibu yang membawa anaknya. Semangat melangkah karena ingin mendapatkan ilmu mereka luar biasa, semoga Allah beri balasan yang terbaik :)

Open house kali ini berbeda dengan open house biasa. Kenapa? Salute to all committee! Panitia yang ber-dresscode peach ini benar-benar menyiapkan acara dengan maksimal. Pengenalan dan penjelasan divisi-divisi di Peduli Jilbab dilakukan dengan model kamar-kamar SPJ. Ada kamar Jilbab Share, Jilbab Care, Tim Kreatif dan Jilbab Wear. Peserta dibagi ke dalam empat kelompok dan diajak berkeliling ke tiap kamar untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Tim SPJ tiap divisi, lengkap dengan alat peraganya. Waaahh, seru yaa~


Ilmu sudah, share tentang divisi di Peduli Jilbab juga sudah.. Nah pelengkap di open house Peduli Jilbab ini adalah adanya lima booth bazaar yang menyediakan perlengkapan muslimah. Ada booth Jilbab Wear, booth Al-Qur'an Madinah, booth kaos kaki, booth Melangit dan Alila dan ada booth Besya yang jauh-jauh dari Bandung. Rame kaaan? Kapan yaa Tim SPJ Bandung bisa ngadain open house Peduli Jilbab di Bandung *berpikir*

Ada juga pemutaran film HKS, Hanya Kerudung Sampah. Film indie besutan Bedasinema yang bertema dakwah, yang salah satu bintang utamanya juga shalihat SPJ Bandung, ukhti Azizah. Wah diulas lain waktu ya soal filmnya :)

Open house dilanjut dengan rakornas, rapat koordinasi nasional Peduli Jilbab. Sounds amazing huh? *excited*

Kita tak sendiri, banyak shalihat di luar Bandung yang memperjuangkan hal yang sama, kebebasan untuk berjilbab syar'i. Maka kuatkan hati ya ukhti, misi kita in syaa Allah mulia, maka jangan patah arang sebelum maju ke medan perang. Bismillah, lalu biidznillah. (@rahmadjati)